TUGAS
KELOMPOK
T.I.K
Di
Susun Oleh :
Firza
Evelini A1C212211
Jumiati A1C212067
Sariyati A1C212104
Pusvita
Sari A1C212042
Dosen
Pengasuh :
Drs.
H. Mirhanuddin
Drs.
Aminuddin, Pp
Maulana
Khalid Riefani, S.Si. M.Sc
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI
2013
BUNGA
Bertalian dengan letak dan susunan
bagian-bagian bunga ini dibedakan :
a. Bunga
yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclic). Contoh : bunga cempaka (Michelia champaka L )
b. Bunga
yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran – lingkaran (cyclis). Contoh : bunga terong (Solanum melongena L).
c. Bunga
yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain
terpancar atau menurut garis spiral (hemiclyclis).
Contohnya : bunga sirsat (annona muricata
L)
Jumlah
Bunga Dan Tata Letaknya Pada Suatu Tumbuhan
Jumlah bunga terbagi dua yaitu:
a. Tumbuhan
berbunga tunggal (planta uniflora)
b. Tumbuhan
berbunga banyak (planta multiflora)
Tata letak bunga menurut tempatnya
pada tumbuhan dapat dibedakan :
a. Bunga
pada ujung batang (flos terminalis).
Misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea
Lindl), kembang merak (Caesalpinia
pulcherima Swartz).
b. Bunga
diketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris ). Misalnya pada kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L),
kembang telang (Clitoria ternatea L)
BUNGA
MAJEMUK (Anthotaxis, Inflorescentia)
Pada suatu bunga majemuk lazimnya
dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
A. Bagian-bagian
yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :
a. Ibu
tangkai bunga (pedunculus, pedunculus
coomunis)
b. Tangkai
bunga (pedicellus)
c. Dasar
bunga (receptaculum)
B. Bagian-bagian
yang bersifat seperti daun
a. Daun
pelindung (bractea)
b. Daun
tangkai (bracteola)
c. Seludung
bunga (spatha)
d. Daun
– daun pembelut (bractea involucralis,
involucrum)
e. Kelopak
tambahan (epicaly)
f. Daun-daun
kelopak (sepalae)
g. Daun-daun
mahkota atau daun tajuk (petalae)
h. Daun
– daun tenda bunga (tepalae)
i.
Benang-benang sari (stamina)
j.
Daun-daun buah (carpella)
Bunga
majemuk dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
A. Bunga
majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa, inflorescentia botryoides), yaitu bunga majemuk yang ibu
tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi
atau tidak dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari
bawah ke atas. Contohnya: pada kembang merak (caesalpinia pulcherima) dan mangga (Mangifera indica L).
Dalam
golongan ini dapat dibedakan lagi :
1. Ibu
tangkainya tidak bercabang-cabang sehingga bunga (bertangkai atau tidak)
langsung terdapat pada ibu tangkainya
a. Tandan
(racemes atau botrys). Misalnya pada kembang merak (caesalpinia pulcherima).
b. Bulir
(spica), misalnya bunga jarong (Stachytarheta jamaicensis Vahl)
c. Untai
atau bunga lada (amentum), contohya
pada sirih (Piper Betle L)
d. Tongkol
(spadix), contohnya pada jagung (Zea mays L)
e. Bunga
paying (umbella), contohnya daun kaki
kuda (Centella asiatica Urb)
f. Bunga
cawan (corymbus), ada dua yaitu :
-
Bunga pita
-
Bunga tabung, contoh :
pada bunga matahari
g.
Bunga bongkol (capitulum), contohnya pada lamtoro (Leucaena glauca Benth)
h.
Bunga periuk (hypanthodium)
2. Ibu
tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehinggan
bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a.
Malai (Panicula), contohnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.)
b.
Malai rata (Corymbus ramosus), conthnya pada bunga
soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor)
c.
Bunga paying majemuk (Umbella composite), contohnya pada
wortel (Daucus carota L)
d.
Bunga tongkol majemuk,
contohnya pada kelapa (Cocos nucifera L)
e.
Bulir majemuk,
contohnya pada bunga jagung (Zea mays L)
B. Bunga
majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau
inflorescentia centrifuga), yaitu
bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi
ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.
a. Anak
payung menggarpu (dichasium),
misalnya pada bunga melati (Jasminum
sambac Ait)
b. Bunga
tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus),
pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
c. Bunga
sekerup (bostryx), misalnya pada
bunga kenari (Canarium commone L.)
d. Bunga
sabit (drepanium), terdapat pada
tumbuhan suku Juncaceae.
e. Bunga
kipas (rhipidium), misalnya pada
tumbuhan Iridaceae
C. Bunga
majemuk campuran (inflorescentia mixta)
yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas
maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
Bagian-
bagian bunga
a.
Tangkai bunga (pedicellus)
b.
Dasar bunga (reseptaculum)
c.
Hiasan bunga (perianthium), terdiri dari :
1.
Kelopak (kalyx)
2.
Tajuk bunga atau
mahkota (corolla)
d.
Alat-alat kelamin
jantan (androecium)
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada
pada bunga ( tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitugkan), maka bnga dapat
dibedakan menjadi :
1. Bunga lengkap atau
bunga sempurna (flos completus), yang terdiri atas : 1 lingkaran daun-daun kelopak,
mahkota, benang-benang sari dan daun-daun buah. Bunga yang tersusun dalam 4
lingkaran dinamakan : bersifat tetrasiklik,
dan ika tersususun dalam 5 lingkaran : pentrasiklik.
2. Bunga tidak lengkap
atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika bunga itu tidak
mempunyai hiasan buga, bunga itu disebut telanjang
(nudus), jia hanya mempunyai salah
satu dari kedu macam alat kelaminnya
dinamakan berkelamin tunggal (unisexsualis).
Kelamin
Bunga
Berdasarkan
alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga dibedakan :
a.
Bunga
banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga yang terdapat benang sari
dan putik. Misalnya kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
b.
Bunga
berkelamin tunggal ( iniseksual ), jika pada bunga hanya
terdapat satu alat kelamin.
Berdasarkan alat kelamn
dapat dibedakan :
1. Bunga
jantan (flos masculus), misalnya pada
bunga jagung
2. Bunga
betina (flos femineus), hanya
terdapat putik saja, misnya pada bunga jagung yag tersusun dalam tongkol
jagung.
c.
Bunga
mandul atau tidak berkelamin, misalnya pada bbunga
matahari (Helianthus annus L. )
Dengan kelamin bunga
yang terdapat pada suatu tumbuhan di bedakan :
a. Berumah
satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang
mmpunyai bnga jantan dan betina dalam satu tumbuhan, misalnya jagung (Zea mays L. )
b. Berumah
dua (dioecus) , jika bunga jantan dan
bunga betina terpisah tempatnya. Contohnya : salak (Zalacca edulis Reinw)
c. Poligam
(polygamus), pada suatu tumbuhan
terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama. Misalnya
papaya (Carica papaya L).
Pembagian Tempat Antara
Bagian Bunga Yang Satu Dengan Bagian Yang Lain
Dapat
kita jumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu :
-
Terpancar, tersebar,
atau menurut suatu spiral (acyclis),
misalnya bunga cempaka (Michelia champaca
L).
-
Bekarang, melingkar (cyclis),contohnya pada bunga terong (Solanum melongena L)
-
Campuran (hemicyclis), contohnya pada bunga sirsat
(annona muricata L).
Simetri
Pada Bunga
Simetri
bunga dapat dibedakan menjadi :
a. Asimetris
atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri
denga jalan apapun juga. Misalnya bunga tasbih (Canna hybrid Hort)
b. Setangkup
tunggal (monosimetris atau zygomorphus),
jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga
tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Bunga setangkup tunggal dapat dibedakan
lagi dalam tiga macam :
1. Setangkup
tegak , contohnya pada bunga telang (Clitoria
ternatea L)
2. Setangkup
mendatar, contohnya pada bunga Corydalis
3. Setangkup
miring, contohnya bunga kecubung (Datura
metel L)
c. Setangkup
menurut dua bidang (bilateral simetris)
dapat pula dikatakan setangkup ganda yaitu bunga yang dapat dijadikan dua
bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama
lain, misalnya pada bunga lobak (Raphanus
sativus L)
d. Beraturan
atau bersimetri banyak (polysimetris)
yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua
bagiannya yang setangkup, contohnya pada bunga Lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb) dengan lambang
*.
Letak
Daun-Daun Dalam Kuncup
Mengenai
keadaan daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dua hal yaitu:
a. Pelipatan
daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
1. Rata
(vernatio plana )
2. Terliat
kedalam sepanjang ibu tulangnya (vernatio
conduplicata)
3. Terlipat
sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio
plicata)
4. Terlipat
tidak beraturan (vernatio corrugativa)
5. Tergulung
kedalam menurut poros bujur (vernatio
involuta)
6. Tergulung
keluar menurut poros bujur (vernatio
revolute)
7. Tergulung
ke satu arah menurut poros bujur (vernatio
convolute)
8. Tergulung
kedalam menurut poros lintang (vernatio
circinatim involuta)
9. Tergulung
keluar menurut poros lintang (vernatio
circinatim revoluta)
10. Terlipat
kebawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
11. Terlipat
menurut poros lintang keluar (vernatio
reclinata)
b. Letak
daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya (aestivatio)
Mengenai hal ini pun
ada bermacam-macam susunan, diantaranya yang sering kita jumpai ialah :
1.
Terbuka (aperta), jika tepi daun-dan kelopak
atau mahkota tidak bersentuhan sama sekali satu sama lain.
2.
Berkatup (valvata) jika tei daun-daun kelopak
atau mahkota saling bertemu (bersentuhan) tetapi tidak berlekatan,
3.
Berkatup dengan tepi
melipat ke dalam (induplicativa)
4.
Berkatup dengan tepi
melipat ke luar (reduplicativa)
5.
Menyirap, tepi saling
menutupi seperi susunan genting atau sirap (imbricata).
Susunan daun-daun kelopak atau daun-daun mahkota yang saling menutupi ini dapat
lagi di bedakan dalam :
a.
Terpuntir ke satu arah (convolta atau contorta ), jika letak daun-daun
kelopak ata mahkota Nampak seakan-akan terpuntir, yang menurut arah putarannya
dapat dibedakan lagi dalam :
-
Terpuntir ke kiri (sinistrorsum –contortus) .jika arah
putaran sesuai dengan arah putaran jarum jam, sehingga tepi yang sebelah kiri
yang selalu dibagian atas menutupi tepi kanan sesamanya.
-
Terpuntir ke kanan (dextrorsum- conturtus), jika arah putaran berlawanan dengan arah
putaran jarum jam, sehingga dengan demikian tepi kanan lah yang selalu dibagian
atas menutupi tepi kiri sesamanya
b.
Mengikuti rumus 2/5 (quincuncialis)
c.
Kohlearis (cochlearis) , susunan yang kohleat
dapat di bedakan lagi dalam :
-
Kohlearis visinal atau
kohlearis berdekatan (cochlearis
paratact)
-
Kohlearis distal atau
kohlearis berjauhan (cochlearis apotact)
Dasar
bunga (Receptaculum atau Torus)
Bagian
dasar bunga diberi nama yang berbeda-beda
a. Pendukung
tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
b. Pendkung
benang sari atau androfor (androphorum)
c. Pendukung
putik atau ginofor (gynophorum)
d. Pendukung
benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
e. Cakram
Bentuk
Dasar Bunga
Dasar bunga
biasanya menebal atau melebar dan memperlihatkan bermacam-macam bentuk, misanya
:
a. Rata,
hingga semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar bunga, berturut-turut
dari luar ke dalam: kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik. Misalnya pada
bunga manggistan (Garcinia mangostana L.)
b. Menyerupai
kerucut, hingga putik yang berada di
tengah-tengah duduknya paling tinggi, juga di sini duduknya bakal buah
dikatakan menumpang (superus)
c. Seperti
cawan. Daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya
seakan-akan pada tepi bangunan sepert cawan tadi, sedang putik di tengah pada
bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada tempat duduknya kelopak
dan tajuk bunga.
d. Bentuk
mangkuk . juga dalam hal ini kelopak
dan tajuk bung lebih tinggi letaknya daripada putk. Bakal buahnya terletak di
baian dasar bunga yang legok dan sebagian bakal buah berlekatan dengan pinggir
dasar bunga .
Berdasarkan sifat bunga
dapat dibedakan 3 golongan, yaitu :
1. Hipogen
(hypogynos), jika hiasan bunga
tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah daripada tempat duduknya
putik. Misalnya bunga johar (Cassia
siamea Lmk. )
2. Perigin
(perygenus), jka letk hiasan bunga
sama tinggi daripada duduknya putik seperti pada dasar bunga yang berbentuk
cawan, misalnya pada bunga bungur (lagestroemia
specisa Pers)
3. Epigen
(epigynus), misalnya pada dasar bunga
yang berbentuk mangkuk atau piala dengan bakal yng tenggelam, sehingga
seringkali seakan-akan hiasan bunga duduk di bagian atas bakal buah tadi,
misalnya pada bunga daun kaki kuda (Centella
asistica Urban)
Kelopak
Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai
sifat sebagai berikut :
A. Berlekatan
(gamosepalus).
Menurut banyak
sedikitnya bagian yang berlekatan (atau panjang pendeknya pancung-pancung di
bagian atas kelopak), dibedakan 3 macam kelopak, yaitu kelopak yang :
1. Berbagi
(partitus)
2. Bercangap
(fissus)
3. Berlekuk
(lobatus)
B. Lepas
atau bebas (polysepalus)
Melihat simetrinya,
bentuk kelopak yang bermacam-macam itu dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu
:
1. Beraturan
atau aktinomorf (regularis, actinomorphus)
kelopak yang beraturan
meliputi kelopak – kelopak yang berbentuk :
a. Bintang
b. Tabung
c. Terompet
d. Mangkuk
e. Piala
f. Corong
g. Lonceng, dll
2. Setangkup
tunggal atau zigomorf (zygomorphus).
kelopak yang bersifat demikian antara lain kita jumpai pada kelopak yang:
-
Bertaji (calcaratus), misalnya pada bunga pacar
air (Impatiens balsamina L)
-
Beribir (labiatus), misalnya pada bunga salvia (Salvia splendens Ker-Gawl).
Tajuk
bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Sifat daun-daun mahkota
bunga :
a. Berlekatan
(sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus).
Dalam keadaan demikian,
pada tajuk bunga dapat dibedakan 3 bagian berikut.
1.
Tabung atau buluh tajuk
2.
Pinggrian tajuk
3.
Leher tajuk
b.
Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
Dalam keadaan demikian
pada setiap daun tajuk dapat dibedakan :
1. Kuku
daun tajuk (unguis)
2. Helaian
daun tajuk (lamina)
Tenda
bunga (Perigonium)
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga
dinamakan daun tenda bunga (tepala),
yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam 2 golongan :
1. Serupa
kelopak (calycinus)
2. Serupa
tajuk (corollinus)
Bagian-bagian
yang berupa daun-daun tenda bunga ada yang :
a. Berlekatan
(gamophyllus)
b. Lepas
atau bebas (pleiopyllus)
Benang
Sari (Stamen)
Pada benang sari dapat dibedakan 3
bagian berikut :
1. Tangkai
sari (filamentum)
2. Kepala
sari (anthera)
3. Penghubung
ruang sari (connectivum)
Mengenai duduknya benang sari dibedakan
3 macam yaitu :
1. Benang
sari jelas duduk pada dasar bunga. Misalnya jeruk (Ctrus sp)
2. Benang
sari tampak seperti duduk di atas kelopak. Misalnya mawar (Rosa hybrid Hort)
3. Benang
sari tampak duduk diatas tajuk bunga. Misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum L).
Tangkai
sari (Filamentum)
Melihat jumlahnya berkas yang merupakan
perlekatan benang-benang dapat dibedakan :
a. Benang
sari bertukal satu
b. Benang
sari bertukal dua
c. Bertukal
banyak
Kepala sari (Anthera)
Duduknya
kepala sari pada tangkainya dapat bermacam-macam :
a.
Tegak
(innatus atau
basifixus), yaitu jika kepala sari
dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kpala sari bersambungan
pada pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan
kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
b.
Menempel
(adnatus),
jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung rang sari.
c.
Bergoyang
(versatilis),
jika kepala sari melekat pada suatu titik pada jung tangkai sari, sehingga
kepala sari dapat digerakkan atau digoyangkan.
Putik
(Pistillum)
Menurut
banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam :
a. Putik
tunggal (simplex), misalnya pada
kacang-kacangan .
b. Putik
majemuk (composites), misalnya pada
kapas (Gossypium sp.)
Adapun bagian- bagian dari
putik yaitu :
1. Bakal buah
(ovarium)
2. Tangkai kepala
putik (stylus)
3. Kepala putik
(stigma)
Bakal Buah (Ovarium)
Menurut
letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a. Bakal
buah menumpang (superus)
b. Bakal
buah setengah tenggelam (hemi inferus)
c. Bakal
buah tenggelam (inferus)
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat
dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan dalam:
a. Bakal
buah beruang satu (unilocularis)
b. Bakala
buah beruang dua (dilocularis)
c. Bakal
buah beruang tiga (trilocularis)
d. Bakal
buah beruang banyak (multilocularis)
Sekat-sekat
yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
a.
Sekat yang sempurna (septum cumpletus)
Sekat ini dibedakan menjadi dua macam:
1. Sekat
asli (septum)
2. Sekat
semu (septum spurius)
b.
Sekat yang tidak sempurna
(septum incumpletus)
Tembuni (placenta)
Menurut letaknya
tembuni dibedakan dalam :
a. Marginal
(marginalis) bila letaknya pada tepi
daun buah
b. Laminal
(laminalis) letaknya pada helaian
daun buahnya
Untuk bakal buah yang
hanya terdiri atas satu ruang , maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
1. Parietal
(parietalis)
2. Sentral
(centralis)
3. Aksilar
(axillaris)
Bakal biji (ovulum)
Bagian-bagiannya
yaitu :
1. Kulit
bakal biji
2. Badan
bakal biji atau nuselus
3. Kandung
lembaga
4. Liang
bakal biji
5. Tali
pusar
Tangkai
kepala putik (stylus)
Kepala
putih (stigma)
Bentuk
kepala putik :
a. Seperti
benang
b. Seperti
bulu ayam
c. Seperti
bulu-bulu
d. Bulat
e. Bermacam-macam
bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir, seperti cawan, dan serupa daun
mahkota.
Kelenjar madu (nectarium)
Madu
yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu, yang berdasar
asalnya dapat dibedakan dalam:
a. Kelenjar
madu yang merupakan suatu bagian khusus pada bunga .
b. Kelenjar
madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah mengalami metamorphosis
dan telah berubah pula tugasnya.
Penyerbukan atau
persarian dan pembuahan
Penyerbukan
dapat dibedakan dalam beberapa macam yaitu:
a. Penyerbukan
sendiri (autogamy)
b. Penyerbukan
tetangga (geitonogamy)
c. Penyerbukan
silang (allogamy)
d. Penyerbukan
bastar (hybridogamy)
Menurut perantara yang menyebabkan dapat
berlangsungnya penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam:
a. Penyerbukan
dengan perantaraan angin (anaemophyly),
contohnya pada rumput dan tumbuhan yang berbiji telanjang.
b. Penyerbukan
dengan perantaraan air (hydrophyly),
contohnya berbagai jenis tumbuhan air.
c. Penyerbukan
dengan perantaraan binatang (zoidiophyly)
Diagram bunga
Dua
macam letak bunga yaitu :
a. Bunga
pada ujung batang atau cabang (flosterminalis)
b. Bunga
yang terdapat dalam ketiak daun (flosaxillaris)
Rumus bunga
Oleh
suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan ha-hal mengenai 4 bagian pokok bunga
sebagai berikut :
1.
Kelopak
yang dinyatakan dengan huruf K
2.
Tajuk
atau mahkota yang dinyatakan dengan huruf C
3.
Benang-benang
sari yang dinyatakan dengan huruf A
4.
Putik
yang dinyatakan dengan huruf G
BUAH (FRUCTUS)
Pada
pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah. Sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan
dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan
gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena
biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan
bagiab-bagian yang lain.
Bagian-bagian
bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada
buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak
merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:
a. Daun-daun
pelindung. contohnya pada jagung yang kita kenal sebagai pembungkus bongkol
jagung.
b. Daun-daun
kelopak. Contohnya pada terong dan jambu yang kita lihat seperti kelopak.
c. Tangkai
kepala putik. Contohnya pada jagung yang kita kenal sebagai rambut jagung.
d. Kepala
putik. Contohnya pada manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah
daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis itu.
Adapun
bagian-bagin bunga yang seringkali dan menyebabkan terjadinya buah semu
misalnya :
a. Tangkai
bunga, contohnya pada jambu mete (Anacardium
occidentale L)
b. Dasar bunga bersama, pada suatu bunga majemuk
misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata Roxb.)
c. Dasar
bunga, pada bunga tunggal misalnya pada Arbe (Fragraria vesca L)
d. Kelopak
bunga, pada ciplukan (Physalis minima L)
e. Tenda
bunga dan ibu tangkai, pada bunga majemuk misalnya pohon nangka (Artocarpus integra Merr.)
Ikhtisar Tentang Buah
Buah
pada umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu:
a. Buah
semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada buah itu.
b. Buah
sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah
yang berarti.
Penggolongan
Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan dalam :
a. Buah
semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah. Selain itu ada bagian bunga lain yang ikut tumbuh membentuk buah,
misalnya :
-
Tangkai bunga, pada
jambu mete (Anacardium occidentale L)
-
Kelopak bunga pada buah
ciplukan (Physalis minima L)
b. Buah
semu ganda, ialah jika pada satu buga terdapat lebih daripada satu bakal buah
yang bebas satu sama lain. Misalnya buah arbe (Fragraria vesca L).
c. Buah
semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi dari luar
tampak seperti satu buah saja. Misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.).
Penggolongan Buah
Sungguh (Buah Sejati)
Bauah
sejati dibedakan dalam 3 golongan, yaitu :
1. Buah
sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bakal buah saja.
Misalnya ; buah mangga (Mangifera indica
L.), buah pepaya (Carica papaya L.),
buah durian (Durio zibethinus Murr.).
2. Buah
sejati ganda, ialah terjadi dari satu bunga dan beberapa bakal buahyang bebas
satu sama lain dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada
cempaka (Michelia champaca Bail.).
3. Buah
sejati majemuk, ialah buah yang berasal dari suatu bunga majemuk. Misalnya,
pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)
Buah Sejati Tunggal
buah
sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam 2 golongan, yaitu :
1. Buah
sejati tunggal yang kering (Siccus),
yaitu bagian luar buah sejati tunggal keras dan mengayu seperti kulit yang
kering, misalnya buah kacang (Arachis
hypogaea L.)
2. Buah
sejati tunggal yang berdaging (Carnosus)
ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (Pericarpium) seringkali dengan jelas
dapat dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:
-
Kulit luar (Epicarpium) merupakn lapisan tipis
tetapi kuat atau kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.
-
Kulit tengah (Mesocarpium) biasanya tebal berdaging
atau berserabut dan dinamakan daging buah. Contohnya pada Mangga (Mangifera indica L)
-
Kulit dalam (Endocarpium) seringkali cukup tebal dan
keras, misalnya pada Kelapa (Cocos
nucifera L)
Ikhtisar Buah Sejati
Tunggal yang Kering
Buah
sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam :
A. Buah
sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalu
masak tidak pecah (indehiscens).
Contoh-contoh
dari golongan ini ialah :
a. Buah padi (Caryopsis),
yang dinamakan buah padi adalah : buah berdinding tipis , mengandung satu biji,
dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini
kadang-kadang ber lekatan pula dengan bijinya.
b. Buah kurung (achenium),
yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan
dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya buah bunga Matahari (Helianthus annus L.), dan buah bunga
pagi sore (Mirabilis jalapa L.)
c. Buah keras (nux).
Seperti buah kurung, yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena
buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu. Adapula yang
membedakan dengan buah kurung menurut sifat bakal buah asalnya, kalu semula
berasal dari bakal buah beruang satu disebut buah kurung, jika semula berasal
dari bakal buah yang beruang banyak tetapi kemudian semua ruang lebur menjadi
satu disebut buah keras, misalya pada buah sarangan (Castanea argentea BL.)
d. Buah keras bersayap
(samara), seperti buah keras, tetapi
pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan
buah dapat berterbangan jika tertiup angin, seperti misalnya pada warga suku Dipterocarpaceae.
B. Buah
sejati tunggal kering yang mengandung banyak (labih dari satu) biji, dan jika
masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (Mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat
meninggalkan buahnya).
a.
Buah
berbelah (schiwcarpium). Buah ini mempunyai dua
ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji (jika buah masak). Buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam:
1. Buah
berbelah dua (diechenium), misalnya
buah pegangan (Centella asiatica Urb).
2. Buah
berbelah tiga (Triachaenium),
misalnya pada Trapaeolum majus L.
3. Buah
berbelah empat (Tetracenium),
misalnya buah selasih (Ocimum basilicum L.)
4. Buah
berbelah banyak (Polyachaenium),
misalnya buah kurung.
b. Buah
kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap
bagian buah kemudian pecah lagi sehingga biji dapat terlepas dari biliknya.
Buah kendaga dibedakan menjadi :
1. Buah
berkendaga dua (Dicoccus)
2. Buah
berkendaga tiga (Tricoccus), misalnya
buah jarak (Ricinus communis L).
3. Buah
berkendaga lima (Pentacoccus),
misalnya buah geranium.
4. Buah
berkendaga banyak (Policoccus).
c. Buah
kotak, yaitu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri
atas satu atau beberapa daun buah jka masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang
pecah itu akan melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan :
1. Buah
bumbung (Polliculus), misalnya buah
Diduri (Calotropis gigantea Dryand)
2. Buah
polong (Legumen), misalnya golongan
suku Papilionaceae, suku Caesalpiniaciae, dan suku Mimosaceae.
3. Buah
lobak atau polong semu (Siliqua),
misalnya buah lobak
4. Buah
kotak sejati (Capsula). Cara membuka
buah ini bermacam-macam :
a. Dengan
katup-katup
b. Dengan
retak-retak atau celah-celah
c. Dengan
gigi-gigi
d. Dengan
liang
e. Dengan
tutup
Ikhtisar Buah Sejati
Tunggal yang Berdaging
Buah
Sejati Tunggal yang Berdaging dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Buah Buni
(Bacca) yang berdinding tebal yang
dapat dimakan. Misalnya buah Pepaya (Carica
papaya)
b. Buah Mentimun (pepo) contohnya buah mentimun.
c. Buah Jeruk
(hesperidium) contohnya buah jeruk
d. Buah Batu
(Drupa) contohnya buah Mangga dan
kelapa.
e. Buah Delima
f. Buah Apel (Pomum), contohnya buah Apel.
Buah Sejati Ganda
Buah sejati ganda
adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah dan kemudian
tumbuh menjadi buah sejati tetapi semuanya tetap berkumpul pada satu tangkai.
Buah sejati ganda dapat dibedakan dalam :
a. Buah
kurung ganda, misalnya pada Mawar (Rosa
hybrida)
b. Buah
batu ganda, misalnya pada jenis-jenis Rubus (Rubus fraxinifolius Poir)
c. Buah
bumbung ganda, misalnya pohon cempaka (Michelia
champaka L.)
d. Buah
buni ganda, misalnya Srikaya (Annona
squamosa L.)
Buah Sejati Majemuk
Buah sejati majemuk
berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah yang
berasal dari satu bunga.
a. Buah
Buni Majemuk, contohnya buah Nanas (Ananas
comosus Merr)
b. Buah
Batu Majemuk, misalnya pada pandan (Pandanus
sp)
c. Buah
Kurung Majemuk, misalnya pada buah matahari (Heliantus annuus L.)
BIJI
(SEMEN)
Setelah
terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi
buah dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada bijji adakalanya tali pusat ikut
tumbuh, berubah sifat menjadi salut atau selaput biji (Arillus). Salut biji ada yang :
-
Berdaging / berair,
misalnya biji rambutan (Nephelium lappaceum
L.)
-
Menyerupai kulit dan
hanya menutupi sebagian biji misalnya biji Pala (Myristica fragrans Houtt).
Pada
biji umumnya dapat dibedakan bagian-bagian sebagai berikut :
a. Kulit
biji (Spermodermis)
b. Tali
pusar (Funiculus)
c. Inti
biji atau isi biji (Nucleus seminis)
Kulit Biji (Spermodermis)
Kulit biji berasal dari
selaput kulit biji (Integumentum),
oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan
yaitu :
a. Lapisan kulit luar
(Testa)
b. Lapisan kulit dalam
(Tegmen), biasanya tipis seperti
selaput, seringkali juga dinamakan kulit ari.
Ketiga
lapisan kulit biji seperti pada Melinjo masing-masing dinamakan :
a. Kulit luar
(Sarcotesta), biasanya tebal
berdaging. Pada waktu muda berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning dan
akhirnya merah.
b. Kulit tengah
(Sclerotesta), suatu lapisan yang
kuat dan keras, berkayu menyerupai kulit dalam (Endocarpium) pada buah Batu
c. Kulit dalam
(Endotesta), biasanya tipis seperti
selaput seringkali melekat erat pada inti biji.
Pada
kulit luar biji masih dapat ditemukan bagian-bagian lain misalnya :
1.
Sayap
(Ala),
yaitu berupa sayap pada kulit luar biji misalnya pada Kelor (Moringa oleifera Lamk)
2.
Bulu
(coma),
yaitu penonjolan pada kulit-kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus, contohnya
pada Biduri (Calotropis gigantea Dryand)
3.
Salut
biji (Arillus)
berasal dari pertumbuhan tali pusar misalnya pada Durian (Durio zibethinus Murr.)
4.
Salut
biji semu (arillodium),
seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar , melainkan tumbuh
dari bagian sekitar liang bakal biji (microcopyle). Macis pada biji pala
sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5.
Pusar
biji (hilus),
yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan berkas perlekatan dengan tali
pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan
bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah
polong, misalnya : kacang panjang (vigna
sinensis Endl).
6. Liang biji (micropyle), yaitu liang kecil bekas
jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
Contohnya pada biji jarak (Ricinus
communis L).
7. Bekas berkas pembuluh
pengangkutan (chalaza),
yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus, masih kelihatan pada biji
anggur (Vitis vinifera L.)
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada
biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang
mangangguk (anatropus), dan pada biji
biasanya tak begitu tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji
jarak (Ricinus communis L.)
Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan
bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji.
Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan
pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji.
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Inti biji adalah semua
bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya. Inti biji juga dapat dinamakan isi
biji. Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (embryo), yang
merupakan calon individu baru
b. Putih lembaga (albumen), jaringan
berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru
(kecambah), sebelum dapat mencari makan sendiri.
Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon
tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Lembaga didalam
biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu :
a. Akar lembaga atau
calon akar (radicula), yang kemudian akan tumbuh terus merupakan akar
tunggang.
b. Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama
suatu tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara
lain :
-
Sebagai
tempat penimbun makanan
-
Sebagai
alat untuk melakukan asimilasi
-
Sebagai
alat peghisap makanan untk lembaga dari putih lembaga
c. Batang lembaga (cauliculus), yang seringkali dapat
dibedakan dalam dua bagian, antara lain :
-
Ruas
batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
-
Ruas
batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)
Batang
lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk
lembaga (plumula).
Jika
akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan
tersebut pucuk lembaganya pun mempunyai suatu selubung yang disebut sarung
pucuk lembaga (coleoptilum).
Jumlah
daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan
penggolongan tumbuhan biji :
a. Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga.
b. Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan daun lembaga.
c. Rumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga.
Putih Lembaga (Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji,
yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi
lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan
tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam :
a. Putih
lembaga dalam (endospermium)
b. Putih
lembaga luar (perispermium)
Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih
kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan
yang terdapat didalam biji dinamakan kecambah
(plantula). Perkecambahan biji
dapat dibedakan dalam dua macam :
a. Perkecambahan
di atas tanah
Lucky Club | Lucky Club Live Casino
BalasHapusSign up and get a 100% welcome bonus of up to luckyclub.live €10 and 20 free spins on any Casino at Lucky Club Casino. Lucky Club is a casino game with 5x Wagering limits.